Minggu, 23 November 2008

Selamat dan sukses

tanggal 23 Nopember 2008
Prosesi Wisudah Institut Keislaman Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang
Mohammad Arif. http//www.IKH-JMBG.blogspot.com

Suatu kebanggaan bagi kta semua atas terlaksananya prosesi widudah bagi lulusan 2007-2008 IKAHA, suatu kebanggaan bagi mahsiswa mendapatkan gelar sarjana, semoga gelar ini merupakan salah satu kunci sukses di masa depan nanti, tiada kata putus asa dan menyerah selama anda bisa, teruslah berjuan mengembangkan keilmuan yang dimilki sehingga dapat bermamfaat bagi diri, keluarga agama dan bangsa.
Satu tekad bersama untuk menjunjung nilai-nilai islam sebagai penguat tradisi dan budaya dimana anda berpijak dalam menuntut ilmu.
selamat semoga sukses dalam manatap masa depan, generasi bangsa

Tugas penting bagai kita bersama mengatasi pendidikan, karena kita tahu bahwa, Di tengah benang kusut permasalahan pendidikan di Indonesia, pemetaan kembali dirasa perlu. Pemetaan tersebut dapat menjadi bekal bagi pemimpin mendatang untuk pengembangan pendidikan nasional.
Demikian antara lain terungkap dalam Seminar Nasional Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Menyongsong Masa Depan, Rabu (13/10). Acara itu diadakan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
Prof Dr HAR Tilaar berpendapat, ada delapan masalah pendidikan yang harus menjadi perhatian. Kedelapan masalah itu menyangkut kebijakan pendidikan, perkembangan anak Indonesia, guru, relevansi pendidikan, mutu pendidikan, pemerataan, manajemen pendidikan, dan pembiayaan pendidikan.
Permasalahan tersebut sebetulnya sudah teridentifikasi dalam skala berbeda dalam Penelitian Nasional Pendidikan (PNP) pada tahun 1969 saat sekitar 100 pakar pendidikan dari seluruh Indonesia berkumpul di Cipayung. Namun, setelah lebih dari 30 tahun berlalu, perubahan belum banyak.
Dia mencontohkan mengenai perkembangan anak sebagai salah satu titik sentral dari proses pendidikan anak. Pengetahuan tentang perkembangan anak Indonesia nihil. Hampir tidak ada penelitian pengembangan tentang anak Indonesia secara psikologi, antropologi, filsafat dan pedagogik.
Demikian pula terkait dengan kebijakan. Masyarakat mempunyai persepsi negatif terhadap pendidikan di Indonesia dengan pemeo "ganti menteri ganti kebijakan".
"Banyak kebijakan berganti tanpa dievaluasi sebelumnya. Dulu ada sistem cara belajar siswa aktif (CBSA), link and match, di masa reformasi muncul konsep setengah matang seperti munculnya Kurikulum Berbasis Kompetensi, manajemen berbasis sekolah, lifeskill, komite sekolah dan dewan pendidikan yang membingungkan," katanya.
Pengamat pendidikan Prof Dr Winarno Surakhmad mengatakan, mengurai benang kusut pendidikan perlu dimulai dari memahami falsafah pendidikan. Falsafah pendidikan itu yang nantinya menjadi dasar sehingga tidak masalah dengan pergantian kepemimpinan atau kebijakan.
"Hal mendasar yang dilupakan adalah pendidikan itu memanusiakan manusia dan belajar untuk hidup. Ini yang tidak disadari oleh kebanyakan guru

Tidak ada komentar: